Welcome to The Winner University


Dunia adalah kampus kehidupan "The University of Life". Jika kita menilik histori para pemenang  terdahulu, mereka sangat getol dan antusias menikmati kehidupan baik ketika senang maupun duka. Kehidupan bagi mereka adalah madrasah untuk membuat sebuah perubahan yang nyata. Lebih dahsyat lagi, problematika 'super pahit' yang mereka alami menjadi barometer untuk menguji kedekatan hubungan dengan pencipta. Mindsed mereka yang berbeda, mampu mengubah penderitaan menjadi kenikmatan. Seakan tidak masuk akal. Tapi itulah nyatanya.

Sebagai tamsil, pahitnya hidup bagi Nabi Yusuf mengantarkannya memiliki derajat yang sangat tinggi di sisi Allah. Bermula dari terbuangnya beliau ke dasar sumur oleh saudara-saudaranya, universitas kehidupan mulai ia gandrungi. Meskipun ia sempat tinggal di Kerajaan Mesir, lantas dibeli dari tuan yang menemukannya di dasar sumur, hal tersebut tidaklah membuatnya berleha-leha karena berada di zona nyaman. Ujian datang bertubi-tubi. Ia sempat difitnah sebab menolak berhubungan badan dengan Imraatul Aziz, Siti Zulaikha. Jeruji besi pun menjadi universitas kedua baginya. Karena ketabahannya, beliau pun mendapat predikat yang sangat tinggi.

Di sisi lain, Nabi Ibrahim juga harus menjalani ujian yang lebih berat. Wahyu yang ia dapatkan tidak tanggung-tanggung. Anak kesayangannya, Nabi Ismail harus rela untuk disembelih. Lantas mendapat mandat dari Allah, Ismail kecil pun manut sang ayah. Dengan berat hati, dibawalah Ismail ke tengah padang pasir untuk disembelih. Dengan ketabahan yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim, Allah memberikan gelar yang maha super "khalilullah", (kekasih Allah).

Dalam keadaan yang sama, Nabi Muhammad adalah sosok the winner yang nyata. Terlahir dengan keadaan yatim, Nabi Muhammad harus rela hidup tanpa kasih sayang ayahandanya. Di umur 6 tahun beliau harus mengenyam kembali rasa pahit yakni merelakan kepergian sang ibunda tercinta. Keadaan tersebut memaksanya harus bertahan hidup bersama sang paman. Bukan hanya itu, himpitan demi himpitan terus menimpa. Dakwahnya ditolak, dicemooh, dicaci maki bahkan beliau juga di usir dari kampung halaman.
Dengan lapang dada, cobaan dan rintangan tersebut tetap disikapi dengan baik. Syahdan, beliau mendapat predikat yang 'super duper' dari Allah. Al-Mustofa, sang Nabi terpilih. Sayyidul Anbiya, pemimpin segala Nabi.

Hikmahnya adalah berbagai kepahitan yang menimpa sejatinya bukan halangan menggapai impian. Dunia adalah tempat belajar, tempat berlatih mengelola diri. Apapun kejadian yang dialami tetap hadapi dengan senyuman. Bukankah setiap kesusahan pasti ada kemudahan? Inna maal usri yusro.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama