Takut Salah: One Step To Be Better


Awalnya saya masih ragu untuk membikin semacam wadah untuk menuangkan ide atau gagasan yang sering berkelindan di kepalaku. Karena banyak pertimbangan matang yang harus dipikirkan sebelum menulis. Tujuan utama menulisku adalah hanya untuk dikenang, itu saja. Atau selebihnya hanya sebagai bukti kalau aku pernah bersyukur atas pemberian 'akal sehat' ini.

Kalau di pondok, saya dengan sesuka hati membuat semacam oretan atau apa lah yang mampu untuk merekam gagasan-gagasan konyolku. Itupun aku simpan rapat-rapat agar tidak ada yang tahu kalau aku menulis. Aku sangat malu. Tulisanku jelek, amburadul, dan tidak karuan.

Alkisah, asbabun nuzul terbentuknya blog sederhana ini terinspirasi dari salah satu pegiat Aswaja sekaligus pemimpin redaksi salah satu majalah dinding di pondokku. Tepatnya di bulan Sya'ban tahun lalu. Meskipun sudah 'agak' lama nimbrung di keredaksian pers pesantren, saya masih canggung untuk menulis di khalayak ramai. Saya takut salah. Takut dikritik. Dan saya takut segala-galanya. Bagaimana jika nanti saya dibully lantas tulisan saya yang tidak sesuai dengan aturan EYD. Semua ketakutan telah membuat saya down. Alangkah pengecutnya saya.

Padahal, jika dipikir dengan akal sehat, mana mungkin ada manusia mati karena kritikan. Mana ada seorang pemenang kandas di tengah jalan lantas kesalahan yang ia buat. Sebaliknya, padahal dari kritikan lah seseorang bisa melihat kesalahannya. Seseorang bisa menakar sampai mana kemampuannya. Seseorang bisa merestart kembali impiannya agar tidak jatuh di lobang yang sama saat kedua kalinya. Bahkan, yang paling 'padahal', berjubel kisah sukses sang pemenang yang berawal dari kesalahan.

Kesalahan mereka jadikan batu loncatan untuk melangkah ke tangga impian selanjutnya. Kesalahan penjadi cemeti untuk mengusir low-spirit yang bersemayam di jiwa mereka. "Kalo saya ingin menjadi pemenang, lalu jalan dan cara siapa yang aku ikuti kalau bukan jalan mereka?'. Sekejap aku merenung. So, aku harus takut salah dong. Aku harus berani dikritik dong. Entahlah, apa kata nanti.

Para pembaca yang budiman!
Lewat blog ini saya ingin berbagi rasa, sharing pengalaman dan bertukar pikiran. Mengenai konten, bebas. Berita, iya. Artikel, oke. Resensi, boleh. Sinopsis, bisa. Tidak ada aturan pasti dari saya pribadi. Tujuannya supaya tidak terkekang dan terbebani.
Pendeknya, lewat blog ini, saya mencoba menggali potensi dan kreativitas yang saya miliki.
Yang terpenting, ini adalah ajang untuk training menulis bagi saya.
Sebab, menjadi penulis adalah satu dari jutaan impianku untuk mengabdi pada ilahi dan nabi.
Semoga terwujudkan.
Wallahua'lam.

2 Komentar

  1. Sangat bisa dibuat inspirasi.. bahasanya santai tapi mengena.
    Mantap! Teruskan ustadz.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama